Laman

30 Mei 2010

Layang-Layang ♦



“ Kuambil buluh sebatang
Kupotong sama panjang
Kuraut dan kutimbang dengan benang
Kujadikan layang-layang
Bermain berlari
Bermain layang-layang
Berlari kubawa ke tanah lapang
Hatiku riang dan senang ”

Tradiers, tidak asing dengan lyrics lagu di atas bukan? Yaa, kami yakin setiap dari kalian pasti pernah mendengar lagu ini. Kami yakin, setiap dari kalian pasti tahu apa itu layang-layang dan mungkin juga sebagian dari kalian pernah memainkan permainan tradisional yang satu ini. Layang-layang adalah suatu permainan tradisional yang terdiri dari lembaran bahan tipis berkerangka yang diterbangkan ke udara dan dihubungkan dengan tali atau benang ke daratan atau pengendali. Cara bermainnya pun mudah. Layang-layang biasanya dimainkan dua orang. Dimana satu orang memegang layang-layang tersebut dan satunya lagi memegang tali atau benang dari layang-layang. Apabila angin bertiup, maka tali atau benang itu ditarik melawan arus angin dengan cara menarik atau mengulur talinya sehingga layang-layang akan terbang di udara.
Konon, permainan layang-layang ini berasal dari China sekitar 3000 tahun yang lalu. Dari sana, layang-layang mulai disebarkan ke negara Asia seperti Korea, Jepang, Malaysia dan India. Layang-layang dikenal dengan sebutan “KITE”, nama kite sendiri dalam bahasa inggris diambil dari nama burung pemangsa yang anggun dan lemah gemulai kepak sayapnya saat terbang.
Dalam berbagai negara, fungsi layang-layang ini bermacam-macam. Di Jepang, menerbangkan layang-layang merupakan kegiatan sosial. Para penduduk desa bersama-sama membangun sebuah layang-layang yang sangat besar. Layang-layang ini berukuran 120 yard persegi dan dapat diterbangkan hanya pada acara festival saja karena dibutuhkan seluruh penduduk kampung tersebut untuk menaikkannya.
Di Eropa, layang-layang menjadi permainan anak-anak, namun hal ini tidak menarik perhatian yang serius sampai abad ke XVIII. Pada tahun 1749 seorang ilmuwan Scotlandia bernama Alexander Wilson menggunakan beberapa rangkaian layang-layang untuk mengukur temperatur udara pada ketinggian yang berbeda. Dan yang paling fenomenal, ternyata pada tahun 1752, layang-layang ini dipakai oleh Benjamin Franklin untuk melakukan percobaannya yang terkenal yaitu membuktikan bahwa petir itu adalah listrik.
Sementara di sejumlah daerah di Indonesia, fungsi layang-layang berbeda-beda. Di Pulau Jawa layangan ada yang digunakan untuk mengusir serangga dan burung liar di ladang sawah. Lebih uniknya lagi, nelayan di Lampung menggunakan layangan tradisional untuk memancing.
Pada jaman dahulu, bentuk layang-layang hanyalah berupa belah ketupat biasa. Tapi, pada era jaman modern ini, bentuk layang-layang pun semakin bervariasi. Ada yang berbentuk kupu-kupu, burung dan lainnya. Ukurannya pun bermacam-macam. Bagaimana tradiers, setelah membaca artikel tentang layang-layang di atas, tertarik kah kalian untuk bermain layang-layang? ^^
Bekel
Tradiers!! Sekarang kita bahas permainan tradisional lain yang nggak kala seru.. Apa itu?? BEKEL.. Pada tau kan?? Bekel adalah salah satu jenis permainan tradisional dari Jawa Tengah. Bekel biasanya dimainkan oleh anak-anak perempuan berusia 7 -- 10 tahun dengan jumlah pemain 2 sampai 4 orang. Permainan ini bersifat kompetitif atau bisa dipertandingkan dengan aturan-aturan yang disepakati bersama.
Bekel ini dimainkan dengan cara bergantian menggunakan satu bola kecil dari karet dan enam bijinya. Tantangannya adalah mengambil atau mengubah posisi biji sambil memantulkan bola.

Sejarah:
Bekelan berasal dari bahasa Belanda, bikkelen. Bekel ini terdiri dari sebuah bola bekel dan lima buah biji bekel berbentuk logam. Ada yang terbuat dari kuningan, dan ada yang terbuat dari bahan timah.Pada awalnya biji bekel dibuat dari engsel tulang tumit kaki belakang domba. Sekarang dibuat dari logam. Bentuk biji bekel nyaris seragam di berbagai negara. Tidak mengalami perubahan sejak dahulu. Logam ini memiliki bentuk yang khas. Terdiri dari permukaan kasar yang ditandai dengan lubang-lubang kecil di permukannya berjumlah lima titik, permukaan halus yang ada tanda silang atau polos sama sekali, permukaan atas yang ada bintik merahnya, dan permukaan bawah yang tidak ada tanda catnya.


Cara bermain:
1. Bola dan biji bekel itu digenggam menjadi satu, kemudian bola dilempar setinggi kurang lebih 30 cm.
2. Setelah bolanya turun dan memantul, biji bekel dilepas dalam posisi acak, kemudian diambil satu per satu, dua-dua, tiga-tiga, dan seterusnya sampai habis.
3. Biji bekel yang sudah dilepas dari genggaman dibalikkan menjadi posisi: pit (bentuk seperti kursi), ro (kebalikan posisi pit), cin (singkatan licin yaitu posisi miring tanpa ada bintik di permukaan biji) dan peng (singkatan bopeng yaitu posisi miring dengan ada bintik di permukaan biji).Permainan akan dinyatakan berakhir/berhenti atau istilahnya mati, jika saat pengambilan biji bekel tangan si pemain mengenai atau menyentuh biji bekel yang lain.


Let's try it!!

11 Mei 2010

Congklak


Tradiers!! Kalian tahu permainan Congklak?? Yaa, congklak adalah suatu permainan tradisional yang dikenal dengan berbagai macam nama di seluruh Indonesia. Biasanya dalam permainan ini, sejenis cangkang kerang digunakan sebagai biji congklak dan jika tidak ada, kadangkala digunakan juga biji-bijian dari tumbuh-tumbuhan.

Sejarah:
Permainan congklak merupakan permainan tradisional adat Jawa. Menurut sejarah permainan ini pertama kali dibawa oleh pendatang dari arab yang rata-rata datang ke Indonesia untuk berdagang atau berdakwah.
Di Malaysia permainan ini lebih dikenal dengan nama congklak dan istilah ini juga dikenal di beberapa daerah di Sumatera dengan kebudayaan Melayu. Di Jawa, permainan ini lebih dikenal dengan nama congklak, dakon, dhakon atau dhakonan. Selain itu di Lampung permainan ini lebih dikenal dengan nama dentuman lamban sedangkan di Sulawesi permainan ini lebih dikenal dengan nama Mokaotan, Maggaleceng, Aggalacang dan Nogarata. Dalam bahasa Inggris, permainan ini disebut Mancala.


Cara bermain:
1. Pada umumnya jumlah lubang keseluruhan adalah 16 yang dibagi menjadi 7 lubang kecil dan 2 lubang tujuan (masing-masing satu untuk setiap pemain).
2. Skor kemenangan ditentukan dari jumlah biji yang terdapat pada lubang tujuan tersebut.
3. Setiap pemain mengambil semua biji yang terdapat pada lubang kecil yang di inginkan, untuk disebar satu biji per lubang berurutan searah jarum jam (langkah tersebut dilakukan berulang)
4. Apabila pada lubang terakhir meletakkan biji masih ada isinya (lubang tersebut tidak kosong) maka pemain tersebut melanjutkan dengan mengambil semua biji yang terdapat pada lubang tersebut dan melanjutkan permainan.
5. Apabila peletakan biji terakhir berada pada lubang yang kosong maka pemain tidak dapat melanjutkan langkah dan tidak mendapat apa-apa (giliran untuk bermain ke lawan).
6. Permainan dianggap selesai bila sudah tidak ada lagi yang dapat diambil (seluruh biji ada di lobang besar kedua pemain).
7. Pemenangnya adalah yang mendapatkan biji

So, congklak adalah salah satu permainan yang asyik loo. Bagi yang belum pernah main, ayoo buruan coba!!!