“ Kuambil buluh sebatang
Kupotong sama panjang
Kuraut dan kutimbang dengan benang
Kujadikan layang-layang
Bermain berlari
Bermain layang-layang
Berlari kubawa ke tanah lapang
Hatiku riang dan senang ”
Kupotong sama panjang
Kuraut dan kutimbang dengan benang
Kujadikan layang-layang
Bermain berlari
Bermain layang-layang
Berlari kubawa ke tanah lapang
Hatiku riang dan senang ”
Tradiers, tidak asing dengan lyrics lagu di atas bukan? Yaa, kami yakin setiap dari kalian pasti pernah mendengar lagu ini. Kami yakin, setiap dari kalian pasti tahu apa itu layang-layang dan mungkin juga sebagian dari kalian pernah memainkan permainan tradisional yang satu ini. Layang-layang adalah suatu permainan tradisional yang terdiri dari lembaran bahan tipis berkerangka yang diterbangkan ke udara dan dihubungkan dengan tali atau benang ke daratan atau pengendali. Cara bermainnya pun mudah. Layang-layang biasanya dimainkan dua orang. Dimana satu orang memegang layang-layang tersebut dan satunya lagi memegang tali atau benang dari layang-layang. Apabila angin bertiup, maka tali atau benang itu ditarik melawan arus angin dengan cara menarik atau mengulur talinya sehingga layang-layang akan terbang di udara.
Konon, permainan layang-layang ini berasal dari China sekitar 3000 tahun yang lalu. Dari sana, layang-layang mulai disebarkan ke negara Asia seperti Korea, Jepang, Malaysia dan India. Layang-layang dikenal dengan sebutan “KITE”, nama kite sendiri dalam bahasa inggris diambil dari nama burung pemangsa yang anggun dan lemah gemulai kepak sayapnya saat terbang.
Dalam berbagai negara, fungsi layang-layang ini bermacam-macam. Di Jepang, menerbangkan layang-layang merupakan kegiatan sosial. Para penduduk desa bersama-sama membangun sebuah layang-layang yang sangat besar. Layang-layang ini berukuran 120 yard persegi dan dapat diterbangkan hanya pada acara festival saja karena dibutuhkan seluruh penduduk kampung tersebut untuk menaikkannya.
Di Eropa, layang-layang menjadi permainan anak-anak, namun hal ini tidak menarik perhatian yang serius sampai abad ke XVIII. Pada tahun 1749 seorang ilmuwan Scotlandia bernama Alexander Wilson menggunakan beberapa rangkaian layang-layang untuk mengukur temperatur udara pada ketinggian yang berbeda. Dan yang paling fenomenal, ternyata pada tahun 1752, layang-layang ini dipakai oleh Benjamin Franklin untuk melakukan percobaannya yang terkenal yaitu membuktikan bahwa petir itu adalah listrik.
Sementara di sejumlah daerah di Indonesia, fungsi layang-layang berbeda-beda. Di Pulau Jawa layangan ada yang digunakan untuk mengusir serangga dan burung liar di ladang sawah. Lebih uniknya lagi, nelayan di Lampung menggunakan layangan tradisional untuk memancing.
Pada jaman dahulu, bentuk layang-layang hanyalah berupa belah ketupat biasa. Tapi, pada era jaman modern ini, bentuk layang-layang pun semakin bervariasi. Ada yang berbentuk kupu-kupu, burung dan lainnya. Ukurannya pun bermacam-macam. Bagaimana tradiers, setelah membaca artikel tentang layang-layang di atas, tertarik kah kalian untuk bermain layang-layang? ^^
Konon, permainan layang-layang ini berasal dari China sekitar 3000 tahun yang lalu. Dari sana, layang-layang mulai disebarkan ke negara Asia seperti Korea, Jepang, Malaysia dan India. Layang-layang dikenal dengan sebutan “KITE”, nama kite sendiri dalam bahasa inggris diambil dari nama burung pemangsa yang anggun dan lemah gemulai kepak sayapnya saat terbang.
Dalam berbagai negara, fungsi layang-layang ini bermacam-macam. Di Jepang, menerbangkan layang-layang merupakan kegiatan sosial. Para penduduk desa bersama-sama membangun sebuah layang-layang yang sangat besar. Layang-layang ini berukuran 120 yard persegi dan dapat diterbangkan hanya pada acara festival saja karena dibutuhkan seluruh penduduk kampung tersebut untuk menaikkannya.
Di Eropa, layang-layang menjadi permainan anak-anak, namun hal ini tidak menarik perhatian yang serius sampai abad ke XVIII. Pada tahun 1749 seorang ilmuwan Scotlandia bernama Alexander Wilson menggunakan beberapa rangkaian layang-layang untuk mengukur temperatur udara pada ketinggian yang berbeda. Dan yang paling fenomenal, ternyata pada tahun 1752, layang-layang ini dipakai oleh Benjamin Franklin untuk melakukan percobaannya yang terkenal yaitu membuktikan bahwa petir itu adalah listrik.
Sementara di sejumlah daerah di Indonesia, fungsi layang-layang berbeda-beda. Di Pulau Jawa layangan ada yang digunakan untuk mengusir serangga dan burung liar di ladang sawah. Lebih uniknya lagi, nelayan di Lampung menggunakan layangan tradisional untuk memancing.
Pada jaman dahulu, bentuk layang-layang hanyalah berupa belah ketupat biasa. Tapi, pada era jaman modern ini, bentuk layang-layang pun semakin bervariasi. Ada yang berbentuk kupu-kupu, burung dan lainnya. Ukurannya pun bermacam-macam. Bagaimana tradiers, setelah membaca artikel tentang layang-layang di atas, tertarik kah kalian untuk bermain layang-layang? ^^
2 komentar:
Wah games kesukaanku dulu ini..Aku sering maen tapi kok susah ya nerbangin layangannya??Dari dulu smp skrg,aku baru isa sekali nerbangin layangan..Hahahahaha.. ;)
yupii..
emang susah nerbangin layangann..
anginnya mesti kenceng..
hihihihi..
Posting Komentar